ORIGINAL SOUNDTRACK FILM PRODUKSI DISNEY DALAM PERKEMBANGAN RASA ESTETIKA ANAK

Tulisan ini adalah artikel Reza Ginandha Sakti dari Prosiding Seminar Nasional Seni Musik UNY tahun 2017


Abstrak

Walt Disney merupakan salah satu produsen film terbaik yang bermarkas di Amerika dengan ratusan judul film yang terkenal dan tersebar di seluruh penjuru dunia. Soundtrack dalam film-film Disney digarap dengan serius sebagai “promotion content” dan secara khusus dibuatkan music video clip sehingga sangat dikenal dan dihafal oleh anak-anak. Musik dan nuansa sebagian besar soundtrack Disney jauh dari kesan jiwa lagu anak yang lugas dan sederhana, kesemuanya digarap oleh musisi hebat dengan komposisi yang sangat kompleks, menggunakan nada-nada dengan tingkat kesulitan yang tinggi, namun tetap mudah dihafal. Anak-anak penikmat (yang dapat mengakses) musik soundtrack film Disney akan dengan mudah menirukan nyanyian dan bergaya layaknya tokoh utama dalam soundtrack “content promotion” suatu film, salah satu contoh adalah lagu “Let It Go” sebagai Soundtrack film Frozen. Dengan nada eksklusif, komposisi yang kompleks, dan mudah dihafal menjadikan soundtrack dalam film Disney secara tidak langsung dapat menambah rasa estetis dalam diri anak.

Kata Kunci : anak, disney, film, musik, soundtrack


A. Pendahuluan
Media audio dan visual secara nyata telah memberikan dampak yang besar terhadap perubahan dunia. Konten video sangat berkaitan dengan dinamika zaman karena video tidak bisa dibatasi isi dan maknanya. Beragamnya jenis video telah membentuk berbagai domain pembahasan, antara lain video sebagai alat propaganda, video sebagai sarana dokumentasi, dan video sebagai hiburan. Film sebagai salah satu perwujudan video untuk hiburan telah menancapkan kejayaannya sebagai salah satu bidang industri besar di dunia. Film adalah salah satu bentuk media audio visual yang paling digemari masyarakat baik anak-anak maupun dewasa. Film digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu berupa gagasan, pesan, atau kenyataan. Alur dan isi cerita suatu film dapat berupa fakta, legenda, ataupun hanya kisah fiktif belaka. Perbedaan sumber cerita dari film tersebut tidak sepenuhnya mempengaruhi kualitas sebuah film, bisa saja film legenda lebih baik dari film fiksi ilmiah atau bahkan film fiksi ilmiah bisa lebih baik dari film berdasar kisah nyata. Salah satu jenis film yang disukai oleh anak-anak adalah film kartun atau animasi. Kata animasi berasal dari penyesuaian kalimat to animate yang dalam kamus Inggris Indonesia berarti “menghidupkan” (Wojowasito, 1997). Dari pengertian tersebut dapat dilengkapi dengan pemahaman tentang animasi menurut Agus Suheri (2006:2), animasi merupakan kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan. Gerakan inilah yang seolah tampak menghidupkan suatu gambar. Menurut A Quick History of Animation, New York Film Academy (2015), film animasi pertama kali dibuat adalah Pauvre Pierrot (poor pete) yang tayang pada tahun 1892, kemudian banyak bermunculan film animasi di Prancis dan Amerika antara lain Un Bon Bock (1892), Felix the Cat (1919) dan Bonzo the Dog (1922). Yang menjadi masalah adalah semua film tersebut masih berupa film pendek dan belum memiliki audio sehingga dikenal dengan istilah Pantomimes Lumineuses. Revolusi pada dunia industri film animasi terjadi tahun 1928 saat Walt Disney untuk pertama kalinya merilis Mickey Mouse dalam episode Steamboat Willie. Film pertama dari Disney ini sudah berupa film panjang dan utuh dengan suara dubbing voice 3 dan musik ilustrasi sehinggafilm terasa lebih menyenangkan untuk ditonton. Sejak saat itu Disney menjadi produsen yangsangat aktif memproduksi film animasi dan mendominasi  pasar film anak-anak di seluruh dunia hingga sekarang.  Disney yang berdiri sejak tahun 1923 dalam perjalannya tidak hanya memproduksi film animasi, namun juga memproduksi film real human actors 4 antara lain Pirates of The Caribbean dan High School Musical. Disney menjadi salah satu perusahaan industri film animasi terbaik di dunia, jenis film yang dihasilkan sangat beragam mulai dari fiksi hingga legenda. Menurut catatan, produksi film Disney yang terlaris antara lain Finding Nemo (2003), Monster-inc (2001), Toy Story (1995), Frozen (2013), dan The Lion King (1994). Selain film yang terkenal, penokohan Disney juga sangat kuat karakternya hingga melegenda seperti Mickey Mouse, Donal Bebek, Elsa (Frozen), Nemo Fish, Cinderella dan Prince Henry Charming.

B. Pembahasan

1.  Original Soundtrack dalam Film Disney Original Soundtrack Film atau biasa disingkat OST Film adalah sebuah musik atau lagu yang dipakai dalam sebuah film sebagai lagu tema untuk penguatan dan pembangun nuansa, soundtrack juga biasa dipakai sebagai sarana promosi suatu film. Professor Stephen Deutsch dalam jurnalnya The Soundtrack (2008) menyebutkan bahwa dalam sebuah film, soundtrack dapat diibaratkan sebagai aktor tak terlihat, karena memang seringkali nuansa film terbangun lewat soundtrack.

Soundtrack merupakan suatu produk sampingan dari sebuah industri film yang sangat menjanjikan dari segi potensi promosi dan finansial, Disney sangat paham dengan hal tersebut sehingga membuatnya sebagai salah satu promotion content. Sasaran utama produksi film Disney adalah anak-anak, namun demikian setiap film yang mereka produksi mempunyai sebuah lagu tema atau Original Soundtrack (OST) yang sangat berkelas dan jauh dari kesan anak-anak. Komposisi musik dalam lagu tema Disney sangat kompleks dengan menggunakan nada-nada dengan tingkat kesulitan yang tinggi, namun tetap mudah dihafalkan anak-anak. Komposisi dan aransemen yang digunakan sering kali menggunakan band atau orkestra dengan nuansa yang megah. Disney merilis laporan pada tahun 2016, bahwa sejak berdirinya perusahaan Walt Disney mereka telah merilis 253 Soundtrack EP atau mini album lagu tema film Disney, baik itu film animasi ataupun real human actors. Hal ini berarti sampai tahun 2016 Disney mempunyai lebih dari 500 Original Soundtrack karena setiap mini album paling sedikit terdiri dari dua lagu tema. Dari jumlah tersebut penulis memilih 4 lagu Disney terbaik dan terpopuler 6 : a. Under the Sea (The Little Mermaid : 1989)  The Little Mermaid adalah sebuah film animasi produksi Walt Disney Feature Animation dan dirilis ke bioskop oleh Buena Vista Pictures pada tanggal 17 November 1989. Animasi ini merupakan seri yang ke-28 dari Walt Disney Animated Classics series. Berlatarkan pemandangan bawah laut, film ini menceritakan kehidupan putri duyung dan teman-temannya. Lagu ini dinyanyikan oleh Sebastian, komposisinya sangat megah dan benarbenar menggambarkan suasana bawah laut. Dengan aransemennya yang unik, pendengar dapat merasakan atmosfer tropis dengan pukulan instrumentasi steel drums yang sangat menonjol. b.  Hakuna Matata (The Lion King : 1994) Hakuna Matata dalam Bahasa Swahili berarti no worries atau “jangan khawatir”. Lagu ini merupakan salah satu Original Soundtrack dalam film The Lion King, sebuah film animasi produksi Walt Disney Feature Animation yang dirilis 15 Juni 1994. Film yang bercerita tentang kehidupan keluarga Singa ini merupakan film ke-32 dari rangkaian film animasi klasik Walt Disney. Bentuk film The Lion King sebenarnya mengarah ke film musikal, di beberapa adegan terdapat adegan karakter hewan yang menyanyikan lagu tema dengan penyesuaian alur cerita. Keseluruhan lagu dalam film ini digarap oleh Elton John dan Tim Rice serta aransemen musik dari Hans Zimmer. Lagu Hakuna Matata menjadi terkenal

karena selain nadanya yang megah dan easy listening, aransemennya juga ceria dengan beberapa nuansa aransemen Afrika yang disuguhkan dengan rapi. c.  Can You Feel the Love Tonight (The Lion King : 1994) Pada ajang penghargaan piala Oscar tahun 1995, tiga lagu tema pada film The Lion King menjadi nominasi The Best Original Soundtrack. Setelah melalui penilaian dan  seleksi, lagu Can You Feel the Love Tonight yang diciptakan dan dinyayikan sendiri oleh Eltohn John menjadi yang terbaik dan meraih penghargaan The Best Original Soundtrack. Lagu ini bernuansakan musik romantik khas Disney. Aransemen orkestra yang mengalun dan kekuatan suara Eltohn John mampu membius pendengar hingga larut dan terbawa dalam suasana romantik film, meskipun tentunya romantisme itu diceritakan dalam karakter singa dan keluarganya. d.  Let it Go (Frozen : 2013) Lagu Let It Go adalah original soundtrack film Frozen yang dipopulerkan oleh Demi Lovato. Film yang dirilis tahun 2013 ini bercerita tentang seorang puteri cantik bernama Elsa yang mendapat keistimewaan dapat membekukan berbagai benda yang dipegangnya. Namun semua itu dianggap kutukan, hingga akhirnya justru orang-orang menjauhinya. Seperti yang terjadi pada film Disney lain yang bertemakan ratu atau princess, kisah epic dari Frozen ini sangat digemari anak-anak perempuan di seluruh dunia. Let It Go digarap dengan nuansa full band yang megah, aransemen pop dan rock sangat kental di lagu ini. Struktur lagunya-pun sama seperti lagu popular pada umumnya: song verse, bridge, refrain dan coda. Dengan nadanya yang catchy dan mudah dihapal, soundtrack film ini kemudian menjadi sangat terkenal, bahkan di pelosok-pelosok desapun anak-anak hafal lagu Let It Go.

2. Kecerdasan dan Jiwa Estetis Anak Pada hakikatnya seorang manusia terlahir ke dunia dalam keadaan bersih, dalam keadaan kosong, sering disebut manusia terlahir suci. Makna suci yang perlu dipahami adalah karena manusia tersebut masih bersih dari dosa. Dari segi pengetahuan dan alur berfikir, usia bayi hingga 3 tahun dapat diibaratkan seperti sebuah kertas kosong yang siap diisi oleh apapun dan siapapun. Otak manusia sangat unik, dia dapat menangkap dan membangun pengetahuan bahkan saat manusia masih bayi sekalipun. Saat bayi mendengar dan mengalami hal yang kurang baik, maka otak akan menangkap dan menyimpulkannya, maka hasil yang terjadi adalah “kertas kosong” itu akan terisi dengan hal yang kurang baik pula. Bila bayi menerima hal yang baik, maka akan menjadi hal yang baik pula. Bayi yang berusia 0-5 sering disebut Original Soundtrack Film Produksi Disney dalam Perkembangan Rasa Estetika Anak masa Golden Age, pada usia ini seorang anak dapat menangkap 100% informasi kemudian menjadikannya sebuah rangkaian pengetahuan dan sikap masa mendatang. Pada masa Golden Age inilah kecerdasan dan pembentukan jiwa seorang anak dapat terbentuk. Konsep kecerdasan manusia menurut Howard Gardner dalam bukunya Multiple Intelligences (Suparlan, 2004:38) meliputi delapan kecerdasan, meliputi: 1.  Kecerdasan Spatial atau kecerdasan visual, yakni kemampuan untuk mengenal gambar. 2.  Kecerdasan Linguistik, yakni kemampuan untuk menggunakan bahasa. 3.  Kecerdasan Interpersonal, kemampuan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia. 4.  Kecerdasan Musik yakni kecerdasan dalam mencipta dan menyanyikan lagu dan irama. 5. Kecerdasan Naturalistik, merupakan kecerdasan dalam mencintai alam, baik binatang   maupun tumbih-tumbuhan. 6.  Kecerdasan Bodily Kinestetics atau kemampan ragawi, merupakan kemampuan untuk    memfungsikan gerak fisik, baik tangan maupun kaki, dan organi tubuh lainnya. 7.  Kecerdasan Intrapersonal, yakni kemampuan melakukan evaluasi diri atau melakukan    evaluasi terhadap diri sendiri. 8.  Kecerdasan Logical Mathematics, yakni kemampuan dalam mengoperasikan angka-angka    dan kemampuan berfikir kritis dan analisitis. Semua jenis kecerdasan ini harus diasah secara berimbang agar anak mempunyai kecerdasan yang cukup dari segala aspek. Jiwa estetis dalam diri seorang anak berkaitan dengan empat jenis kecerdasannya yaitu kecerdasan visual, musik, naturalistik, dan intrapersonal. Dilihat dari sudut pandang sejarah, estetika merupakan cabang dari filsafat atau biasanya disebut dengan filsafat keindahan. Pada mulanya estetika disebut dengan istilah keindahan (beauty). Sementara istilah estetika baru digunakan sekitar abad ke-18. Istilah beauty (Gie, 1996:17) berasal dari kata Latin bellum dan akar katanya adalah bonum yang berarti kebaikan. Bonum kemudian mempunyai bentuk pengecilan bonellum yang kemudian dipendekkan menjadi bellum, sehingga makna beauty berhubungan dengan pengertian kebaikan. Secara etimologis beauty berhubungan dengan benefit, yang berarti bermanfaat dan berguna. Pada kebermanfaatan keindahan inilah musik Soundtrack dari lagu yang diproduksi Disney mengambil peran utama.

3. Soundtrack Disney dan Jiwa Estetis Anak Seperti yang telah dijelaskan bahwa pembentukan rasa estetis pada diri seorang anak berkaitan erat dengan kecerdasan visual, musik, naturalistik, dan intrapersonal. Keempat jenis kecerdasan itu dapat dilatih dengan memberikan stimulus gambar bergerak yang indah, penuturan cerita atau legenda yang indah dan mendidik, juga sering memperdengarkan lagu yang indah kepada anak. Anak-anak yang mendengar musik akan lebih mudah menangkap keindahan dari unsur-unsur yang terdapat dalam musik. Berbeda dengan kebiasaan dan ciri khas lagu anak pada umumnya yang sederhana, lugas, dan tidak banyak motif, lagu dalam film-film Disney seringkali menggunakan komposisi yang kompleks dan aransemen yang jauh dari kesan lagu anak. Sebagian besar Original Soundtrack Disney menggunakan orkestra dan bertema lagu klasik yang elegan, bahkan beberapa diantaranya full band combo.  Selain kecerdasan, perkembangan motorik dan sikap anak dapat meningkat dengan mendengar musik. Gallahue, (1998) mengatakan, kemampuan motorik seperti ini dapat dioptimalkan melalui stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik. Unsur-unsur Aransemen yang indah dari segi ritme, melodi, dan harmoni dari musik klasik bisa menstimulasi kemampuan belajar anak. Melalui media musik klasik anak mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan untuk kecakapan dalam logika berpikir, matematika dan penyelesaian masalah. Hasil penelitian Herry Chunagi (1996) Siegel (1999) yang didasarkan atas teori neuron (sel konduktor pada sistem saraf), menjelaskan bahwa neuron akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik, rangsangan yang berupa gerakan, sentuhan lembut akan mengakibatkan neuron yang terpisah bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak. Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin kompleks jalinan antar neuron itu. Kompleksitas jaringan itu dapat membuat kemampuan matematika, logika, bahasa, musik, dan emosi pada anak akan meningkat. Lagu Disney yang kompleks, indah, bernuansa populer, dan jauh dari nuansa lagu anak, secara tidak langsung akan membuat otak anak lebih berfikir untuk mengolah komposisi dan musik itu. Saat anak terbiasa mendengar dan menirukan lagu soundtrack Disney, maka fikiran anak selalu terkondisi dengan berfikir logis dan kritis, hal ini tentunya akan menambah derajat kecerdasan anak di berbagai konsepsi, terutama kecerdasan kecerdasan visual, musik, naturalistik, dan intrapersonal. Saat otak seorang anak terkondisikan karena tanpa sengaja sering berfikir tentang visual (film) dan musik (soundtrack) produksi Disney, maka jiwa estetikanya akan meningkat. Rasa estetika erat kaitannya dengan dengan kecerdasan emosi. Semakin berkembangnya jiwa estetika anak, maka kecerdasan emosinya akan lebih baik dan stabil karena secara tidak sadar, alam bawah sadar anak lebih dapat menata dan memilah unsur keindahan yang menurutnya baik. Hal ini akan lebih menguntungkan bagi orang tua dan masa depan anak.


C. Kesimpulan
Masa anak-anak adalah masa dimana otak seorang manusia dapat menerima informasi secara jernih dan penuh, masa ini disebut Golden Age. Disney sebagai salah satu industri besar yang sebagian besar produknya adalah film anak selalu membuat original soundtrack yang luar biasa dalam film mereka. Ciri khas lagu tema film Disney adalah komposisi yang kompleks, aransemen yang megah, nada-nada dengan kesulitan tingkat tinggi namun tetap mudah dihafal bahkan oleh anak kecil sekalipun. Pada masa Golden Age tersebut, anak-anak yang terbiasa mendapat stimulus gambar yang indah, musik yang indah, sentuhan yang lembut, dan kata-kata yang baik akan meningkat kecerdasan dan rasa estetikanya. Rasa estetika pada anak yang berkembang akan berpengaruh kepada meningatnya kecerdasan emosi atau intrapersonal. Penokohan karakter yang kuat, alur cerita yang bagus, dan soundtrack yang megah telah membuat Disney menjadi idola di hati anak-anak seluruh dunia. Lagu yang sebenarnya berat untuk dikonsumsi anak-anak, berubah menjadi sebuah lagu yang nyaman di dengar karena terbiasa. Anak di kota menyanyikan lagu Disney, anak di desa menyanyikan lagu Disney, itu semua karena tanpa sadar otak mereka telah memproses lagu yang sebenarnya berat menjadi sebuah lagu sederhana yang nyaman di dengar. Hal tersebut tentunya akan menjadikan anak terbiasa berfikir dengan sistematis. Kesimpulan dari makalah ini, apabila seorang anak terbiasa mendengar lagu Disney, secara tidak langsung otaknya akan berfikir tentang kompleksitas aransemen dan nada lagu tersebut. Dengan musik yang dia dengarkan, sel otaknya akan membentuk suatu jalinan yang baik untuk menambah kecerdasan pola pikir. Dengan berbagai teori dan kenyataan di lapangan, sangat dimungkinkan lagu Soundtrack dari film produksi Disney dapat menambah rasa estetika pada diri anak, rasa estetika yang bertambah berarti juga kecerdasannya bertambah, terutama kecerdasan visual, musik, naturalistik, dan intrapersonal.

Daftar Pustaka Chunagi, HT. Neuroimaging of Developmental Non-linearity Developmental Pathologies. Dalam Jurnal: Thatcer RW, Lyon GR, Rumsey J, Krasnegor N, editors. Developmental Neuroimaging: Mapping The Development of Brain and Behavior. San Diego, CA: Academic Press; 1996. Pp. 187-195

David L. Gallahue, John C. Ozmun.1998. Understanding Motor Development: Infants, Children, Adolescents, Adults. USA: McGraw-Hill College Mark A. Robinson dan Thomas S. Hischak. 2012. The Disney Song Encyclopedia (Updated Edition). USA: Scarecrow Press.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Seni Musik 16 Februari 2017
Music Educators National Conference (U.S). 2002. The New Handbook of Research on Music Teaching and Learning: A Project of the Music Educators National Conference. New York (USA): Oxford University Press

S, Wojowasito. 1997. Kamus Umum Lengkap. Bandung: Penerbit Pengarang.

Stephen Deutsch, Professor. 2008. The Soundtrack (Vol 1, No 1, 2008 tbc). UK: Intellect Press.

Suheri, Agus. 2006. Animasi Multimedia Pembelajaran. Jurnal Animasi Multimedia Pembelajaran. 2, (1), 27-33

Suparlan. 2004. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa: Dari Konsepsi Sampai dengan Implementasi. Yogyakarta: Hikayat Publishing

The Liang Gie, 1996. Filsafat Keindahan. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna Walt Disney Records PR Newswire (Press release). March 30, 2016. Retrieved April 10, 2016.

Walt Disney Records Announces Compilation Album Everybody Loves Disney. Burbank, California.

Wawancara : Budi Pasadena, expert digital music and media, 13 Desember 2016

Comments

  1. Use this diet hack to drop 2 lb of fat in just 8 hours

    At least 160000 women and men are hacking their diet with a easy and secret "liquid hack" to burn 2 lbs each night in their sleep.

    It's painless and works with everybody.

    You can do it yourself by following these easy steps:

    1) Take a glass and fill it up half full

    2) Proceed to learn this awesome hack

    you'll become 2 lbs lighter in the morning!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

CARA MENULIS NOTASI DENGAN PARNUMATION (PART 2)

MENULIS PARTITUR DENGAN NOTASI ANGKA (PART 1)